Batam – Berita keliru beredar mengenai pelepasan KM Meneer. Faktanya, Lantamal IV Batam telah menggagalkan penyelundupan puluhan ton solar ilegal pada Minggu malam (29/6/2025). Kapal KM Meneer, yang diduga membawa sekitar 20 ton solar tanpa dokumen resmi, saat ini masih dalam proses penyelidikan lanjutan di Lantamal IV Batam setelah dihentikan di perairan Batam dan diamankan di Pelabuhan Batuampar. Enam awak kapal turut diamankan untuk menjalani pemeriksaan. Informasi mengenai pelepasan kapal tersebut adalah tidak benar.
Agustinus Nahak, S.H., M.H., pengacara senior dan CEO Media NPLO Network, dalam keterangannya kepada awak media pada Selasa (1/7/2025), menegaskan pentingnya penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu di perairan Kepri (Batam) terkait maraknya penyelundupan BBM ilegal. Ia juga mendesak agar penyelidikan kasus KM Meneer dilakukan secara transparan dan tuntas.
Menurut Agustinus, praktik penyelundupan bahan bakar ilegal tidak hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga mengganggu ketertiban dan keadilan dalam pengelolaan sumber daya energi. Oleh karena itu, penindakan terhadap KM Meneer harus dijadikan momentum untuk memperkuat sistem pengawasan laut dan mempersempit ruang gerak mafia migas yang selama ini diduga bermain di wilayah perairan Kepri.
Letkol Laut (PM) Joko Hary Mulyono, Komandan Polisi Militer (Pomal) Lantamal IV, membenarkan penangkapan dan penyelidikan yang masih berlangsung, namun menolak memberikan detail lebih lanjut. Ia menyebutkan bahwa proses hukum tengah berjalan dan Lantamal IV akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengungkap jaringan di balik pengangkutan solar ilegal ini.
Sementara itu, dugaan keterlibatan oknum pejabat dan mafia dalam pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kepulauan Riau (Kepri) tengah diselidiki. Beberapa pihak menduga bahwa jalur distribusi BBM ilegal seperti yang diduga dibawa oleh KM Meneer memiliki keterkaitan dengan aktor-aktor yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum. Oleh karena itu, penyelidikan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada awak kapal, tetapi juga menelusuri dalang utama dan pihak yang memperoleh keuntungan besar dari bisnis gelap ini.
Penangkapan KM Meneer, yang masih dalam proses penyelidikan, menambah daftar keberhasilan TNI AL dalam memberantas penyelundupan BBM ilegal di perairan Kepri. Sebelumnya, beberapa operasi serupa juga berhasil mengungkap upaya penyelundupan bahan bakar bersubsidi yang dilakukan secara terorganisir oleh jaringan lintas daerah.
Kasus ini tengah dikembangkan untuk menelusuri asal-usul dan tujuan distribusi solar ilegal tersebut. Informasi awal menyebutkan bahwa solar tersebut hendak disalurkan ke wilayah industri dengan harga tinggi, sehingga memberikan keuntungan besar bagi penyelundup. Namun, upaya aparat menggagalkan pengiriman ini menjadi bukti bahwa TNI AL tetap siaga menjaga kedaulatan laut dari kejahatan ekonomi.
Agustinus Nahak menyampaikan apresiasi kepada jajaran TNI AL atas keberhasilan tersebut. Menurutnya, di tengah tantangan pengawasan laut yang sangat luas, keberhasilan Lantamal IV patut diapresiasi dan didukung oleh semua elemen masyarakat. Ia berharap, masyarakat juga ikut berperan aktif dengan melaporkan aktivitas mencurigakan di wilayah pesisir agar upaya pemberantasan BBM ilegal tidak terhambat.
“Ini bukan sekadar penindakan hukum, tapi juga bentuk perlindungan terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan BBM secara adil dan sesuai regulasi. Negara harus hadir, dan aparat sudah menjalankan tugasnya. Kini saatnya transparansi dan keseriusan dalam pengusutan agar kasus ini tidak lenyap begitu saja,” tegas Agustinus.
Diharapkan, keberhasilan ini memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan serupa, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi pertahanan dan penegak hukum di wilayah perairan strategis seperti Kepulauan Riau.
(TIM NPLO)























