Program Air Bersih hingga Beasiswa, Agus Suryadi Rancang Arah Baru Pembangunan Desa

SUARA BHAYANGKARA

Senin, 28 Juli 2025 - 22:53

5028 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Timur – Dari sebuah desa di hulu Kecamatan Simpang Jernih, suara perubahan perlahan-lahan mulai terdengar. Desa Batu Sumbang, yang selama ini nyaris luput dari perhatian media dan kebijakan besar kabupaten, kini tengah bersiap menyambut momentum enam tahunan: pemilihan Geuchik. Dalam hiruk pikuk pesta demokrasi lokal itu, satu nama mengemuka—Agus Suryadi. Bukan sekadar kandidat, tetapi pembawa gagasan yang mencoba mendefinisikan ulang peran seorang kepala desa di tengah realitas sosial yang kompleks.

Agus bukan figur asing bagi masyarakat Batu Sumbang. Ia tumbuh bersama denyut kehidupan desa yang masih kerap bergulat dengan keterbatasan infrastruktur, akses pelayanan publik, dan dinamika ekonomi yang stagnan. Namun perjalanan hidup membawanya pada profesi yang mempertemukannya dengan banyak wajah ketimpangan dan harapan: jurnalis. Bertahun-tahun ia menyusuri daerah-daerah pedalaman sebagai pekerja pers, menuliskan kisah-kisah kecil yang sering tak tersentuh kebijakan besar.

Kini, dengan pengalaman itu, ia kembali ke desa, membawa pandangan baru tentang apa yang semestinya menjadi prioritas. Bukan janji, katanya, tapi strategi. Bukan pembangunan yang elitis, tapi pelayanan yang menyentuh kehidupan warga dari dekat—dan dari dalam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari 14 program yang ia susun, sembilan di antaranya adalah program yang langsung menyentuh kebutuhan harian masyarakat. “Saya tidak bicara proyek besar. Saya bicara tentang ibu yang ingin melahirkan tapi khawatir tidak ada biaya. Tentang bapak yang meninggal dan keluarga tak tahu bagaimana urus jenazah. Tentang anak yang pintar tapi tidak tahu ke mana harus cari biaya kuliah,” ujarnya dalam sebuah pertemuan terbuka bersama warga di meunasah desa.

Program-program Agus dirancang menyasar titik-titik vital: pengadaan ambulans desa, beasiswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu, fasilitasi pengurusan administrasi kependudukan (Adminduk), santunan untuk warga yang mengalami musibah atau wafat, bantuan bagi ibu hamil yang akan melahirkan, serta akses pengobatan gratis dalam kondisi darurat.

Di luar itu, ia juga menggarisbawahi persoalan yang selama ini tabu disinggung dalam forum resmi desa: narkoba. “Batu Sumbang tidak boleh menjadi koridor gelap peredaran narkotika. Ini bukan isu kota, ini juga soal desa. Kita tidak akan kompromi,” tegasnya. Salah satu visinya adalah menjadikan Batu Sumbang sebagai Gampong Bebas Narkoba, bukan hanya sebagai slogan, tapi dengan mekanisme deteksi, pendampingan, dan edukasi lintas usia.

Yang menarik, Agus tidak bicara sendirian. Ia mengajak warga membedah setiap programnya, membuka diskusi soal anggaran, skema gotong royong, dan koneksi eksternal yang bisa digunakan. Ia mengklaim memiliki akses ke jejaring sosial yang lebih luas, mulai dari organisasi sosial, media, hingga lembaga pemerintah. “Kita tidak bisa hanya menunggu dana desa. Kepala desa hari ini harus mampu membawa program ke desa, bukan menunggu program datang,” ucapnya.

Salah satu proposalnya yang menjadi sorotan adalah pengadaan mesin RO mini—sebuah teknologi penyaring air yang akan digunakan untuk menjamin ketersediaan air bersih. Di desa yang airnya sering keruh dan tidak layak konsumsi, usulan ini mendapat banyak sambutan. Namun di sisi lain, tantangan teknis dan pembiayaan masih menjadi pertanyaan.

Para pendukung Agus melihatnya sebagai pemimpin baru yang tidak sekadar hadir karena garis keturunan atau popularitas keluarga. Ia membawa ruang dialog dalam politik desa yang selama ini sering dibungkam oleh kompromi-konpromi tertutup. Ia datang dengan catatan, bukan catatan prestise, tapi catatan masalah dan solusi yang dikumpulkannya sendiri dari cerita warga.

Namun jalan menuju perubahan tidak selalu mudah. Lawannya dalam kontestasi juga memiliki pendukung loyal. Ada suara-suara yang menyangsikan kemampuan Agus dalam mengelola birokrasi desa, karena latar belakangnya yang bukan dari pemerintahan. Tapi Agus menjawab dengan sederhana: “Saya tidak ingin menjadi birokrat. Saya ingin menjadi pelayan.”

Apa yang diperjuangkan Agus bukan sekadar kemenangan di kotak suara. Tapi semacam mandat moral untuk memulihkan kepercayaan warga pada pemimpin desa. Ia menawarkan pendekatan yang lebih manusiawi dalam pemerintahan lokal: pengelolaan terbuka, aspiratif, dan responsif terhadap kebutuhan nyata.

Masyarakat Batu Sumbang kini berada di persimpangan penting. Apakah mereka akan tetap berjalan pada jalur lama yang penuh kompromi, atau memilih untuk mengambil risiko dengan memberi kepercayaan pada wajah baru—yang datang dengan semangat, rencana, dan keberanian untuk menantang kemapanan desa.

Dalam dinamika yang sunyi namun bergelora itu, suara perubahan sedang mengalir. Bukan dari megafon partai atau baliho besar. Tapi dari percakapan kecil di warung kopi, dari obrolan di meunasah, dari kekhawatiran para ibu, dari semangat anak-anak muda yang ingin pulang ke desa dengan bangga.

Dan dari sana, nama Agus Suryadi mulai dikenal. Bukan karena janjinya, tapi karena niatnya. Bukan karena gelarnya, tapi karena keberaniannya untuk mencoba merobek diam yang terlalu lama menyelimuti Batu Sumbang. (RED)

Berita Terkait

Harta Bawaan Alm Marwan Lenyap Tanpa Diketahui Husna Selaku Orang yang Diamanahkan
Penghalangan Liputan Media di Forum Desa Aceh Timur Dinilai Bentuk Pelemahan Kontrol Publik atas Dana Desa
Sekjen Fanst Respon Counter Polri Nusantara Puji Polres Aceh Timur yang Bergerak Cepat Amankan TKP Penemuan Mayat Pemuda
Proyek Jalan SMK Negeri 1 Pantai Bidadari Diduga Sarat Korupsi, Kepala Sekolah Bungkam
PESAWAT Soroti Kepemimpinan Bustami yang Dinilai Egois, Anti Kritik, dan Tidak Pantas Memimpin Disdikbud Aceh Timur
Pendidikan Terabaikan: SDN 1 Idi Tunong Jadi Simbol Kegagalan Sistem
Soroti Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Ketidakefisienan Anggaran, LAKI Aceh Timur Minta Plt Kadisdikbud Dievaluasi Total

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 14:52

Klarifikasi: Pembangunan Hotel di Mekarwangi Lembang Sudah Kantongi Izin, Proses Penyesuaian Administrasi ke PBG Sedang Berjalan

Senin, 4 Agustus 2025 - 18:39

Fakta Baru Bongkar Dugaan Kriminalisasi Rizal Rudiansyah, Saksi dan Korban Ungkap Rekayasa Kasus

Jumat, 4 Juli 2025 - 06:17

Pernyataan Dedi Mulyadi Soal Media Dinilai Arogan, Ratusan Wartawan Bekasi Raya Bangkit Melawan Pengerdilan Profesi Jurnalis

Rabu, 29 Maret 2023 - 05:36

Exploring the Nutritional Benefits of Fruits in a Healthy and Balanced Diet

Berita Terbaru

NASIONAL

Isu Jual Beli Dapur Di BGN, Tendensius dan Hoaks

Senin, 27 Okt 2025 - 08:18